Minggu, 21 September 2008

Name: Nurul Dwi Jayanti

Class: XI IPA 2

How to develop the industrial tourism in Palu

We know that tourism is one of sector which is give big contribution to increase national income and city income. Nowadays Tourism in Palu is good enough, but we must develop it more and more.

Tourist come to some area because a lot of things. They like to visit interest places likes a beautiful beach, a museum, etc. But in our city, the government aren’t give attention to industrial tourism in Palu. It make our tourism is not running well.

So, that’s why we should thinking how to develop our industrial tourism.

1. From Infrastructure side

The government and the society should give their attention and their help for tourism sector. The government should give dana to build the tourism places and to preserve it. Tanjung Karang is one of tourism place in Palu which is very potential. But the building isn’t taken care and the beach is not too clean. Becides that, museum in Palu which is have many history things not get attention from government. The building is not taken care and the decoration of the room is not interest and half part of the building was broken and collapse. So, it make tourist seldom visit there.

Becides from the building, the road also not get attention. There are many holes on the road. It will make people who want to use the road are not comfort and can make some trouble for their vehicle. Many food court in our city likes in Taman Ria should be arrange orderly. Because nowadays it is not arrange orderly and it isn’t make a good view and durable. So that’s why government should give their help by give dana for the treatment’s expense, to build some tourism bulding, etc.

Becides from the government, the society also must keep the environment clean by “tidak buang sampah sembarangan” and not doodling the places. They also should manage the tourism places well.

2. From Safety and Transportations

Safety is the most important thing if we want to develop our industrial tourism. Because all people will feel comfort in an area if they feel safe. If tourist not feel safe in our city, it can make they afraid to visit to our city. For example, “Bom Bali”. That incident make tourist afraid to visit there. It make the industrial tourism there decrease.

That’s why the government should increase the safety level. So, tourist can comfort to visit to our city because they feel safe.

Becides from the safety sector, transportation also important. The government should provide transportation vehicles for tourist so they can easy if they want to go to some tourism places.

The transportation vehicles must be clean and taken care. So, it can make tourist feel comfort while they in that transportation vehicles.

3. From traditional foods

Our traditional food should be promoted through electronic media, for example a kuliner programs. The government should make a traditional food’s list and then do exhibition about traditional foods. It can make tourist want to eat our foods and visit to our city because they interest to our traditional foods.. It can develop our industrial tourism, too.

4. From Traditional Arts and Cultures

Our traditional arts and cultures can be used to promote our city to others countries. Our traditional dances, ritual ceremony, etc will very interest for tourist and it can make tourist want to visit to our city. To promote our traditional arts and cultures, for example we can do a dance performance in their country. So they can remember and know that Palu has many interest arts and cultures and they interest to come to our city.

Laporan Praktikum Kimia

PENENTUAN LARUTAN BUFFER

Oleh:

Kelompok 4

Kelas XI IPA 2

Nurul Mufidah Damry

Wahyu Hidayat

Rangga Duo Ramadhan

Nurul Dwi Jayanti

SMA NEGERI MODEL TERPADU MADANI

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

PROVINSI SULAWESI TENGAH

APRIL, 2008




BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan pH suatu sistem seringkali memberikan dampak yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, jika jus lemon ditambahkan ke dalam susu. Susu akan menggumpal karena terjadi perubahan pH. Secara alami, terdapat suatu sistem yang dapat mengatasi hal tersebut. Sistem ini dinamakan penyangga. Penyangga mampu mempertahankan pH sistem terhadap gangguan yang dapat mengubah pH. Penyangga alami terdapat di dalam tubuh makhluk hidup maupun di alam.

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah suatu larutan yang mampu mempertahankan pH pada kisarannya apabila terjadi uapaya untuk menaikkan atau menurunkan pH.

Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat sebagai penyangga. Penyangga memiliki komponen asam dan basa. Komponen asam mengatasi kenaikan pH sedangkan komponen basa mengatasi penurunan pH. Asam dan basa ini merupakan suatu pasangan konjugasi.

Kita mengenal adanya larutan penyangga asam dan arutan penyangga basa.

1. Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasi (A-), dan dilambangkan oleh HA/A-. Contoh: CH3COOH/CH3COOH-

2. arutan penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), dilambangkan oleh B/BH-. Contoh: NH3/NH4+.

1.2 Tujuan Praktikum

Mengukur pH beberapa larutan dan menentukan larutan yang bersifat buffer.

1.3 Manfaat Praktikum

Untuk mengetahui pH beberapa larutan dan larutan yang bersifat buffer.

1.4 Metodologi

1.4.1 Alat dan Bahan

a. Alat

1. 4 buah gelas kimia 50 mL

2. 5 buah pipet tetes

3. 4 buah silinder ukur 10 mL

4. 9 buah tabung reaksi

5. 1 buah rak tabung reaksi

b. Bahan

1. Larutan HCL 0,1 M

2. Larutan NaOH 0,1 M

3. Larutan CH3COOH 0,1 M

4. Larutan CH3COONa 0,1 M

5. Larutan NH4Cl 0,1 M

6. Larutan NH3 0,1 M

7. Larutan KOH 0,1 M

8. Larutan H2SO4 0,1 M

9. Larutan NaCl 0,1 M

10. Kertas Indikator Universal



1.4.2 Cara Kerja

a. Disiapkan kesembilan tabung reaksi kemudian masing-masing tabung ditandai dengan huruf A – 1.

b. Masing-masing tabung diisi dengan larutan seperti pada tabel berikut.

Tabung

Perbandingan Campuran

A

10 mL CH3COOH 0,1 M

B

10 mL NH3 0,1 M

C

10 mL HCl 0,1 M + 10 mL NaCl 0,1 M

D

20 mL HCl 0,1 M + 10 mL NaOH 0,1 M

E

10 mL HCl 0,1 M + 20 mL NH3 0,1 M

F

10 mL CH3COOH 0,1 M + 10 mL CH3COONa

G

20 mL CH3COOH 0,1 M + 10 mL NaOH 0,1 M

H

10 mL NH3 0,1 M + 10 mL NH4Cl 0,1 M

I

10 mL KOH 0,1 M + 10 mL NaCl 0,1 M

c. Diukur pH masing-masing larutan dalam tabung tersebut

d. Diambil 1 mL larutan dari setiap tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL air, kemudian diukur pH-nya.

e. Langkah ke-empat diulangi namun air suling diganti dengan 3 tetes larutan H2SO4 0,1 M, kemudian diukur pH-nya

f. Dengan cara yang sama, ditambahkan 5 tetes KOH pada setiap tabung reaksi kemudian diukur pH-nya.


BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Tabung

Isi Tabung

pH

Awal

Ditambah air

Ditabah H2SO4

Ditambah KOH

A

CH3COOH 0,1 M

3

4

3

5

B

NH3 0,1 M

9

9

9

12

C

HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M

0

1

1

2

D

HCl 0,1 M + NaOH 0,1 M

2

5

2

12

E

HCl 0,1 M + NH3 0,1 M

2

2

2

7

F

CH3COOH 0,1 M + CH3COONa

5

5

5

5

G

CH3COOH 0,1 M + NaOH 0,1 M

6

6

6

8

H

NH3 0,1 M + NH4Cl

8

8

8

8

I

KOH 0,1 M + NaCl 0,1 M

12

11

12

13

2.2 Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan, didapat bahwa larutan yang bersifat buffer adalah larutan yang terdapat pada tabung tabung E, F, G dan H, sedangkan larutan yang tidak bersifat buffer adalah larutan yang terdapat pada tabung A, B, C, D, dan I.

4

Tabung A tidak bersifat buffer karena larutan tersebut hanya merupakan larutan asam lemah dan tidak memiliki basa konjugasi. Tabung B tidak bersifat buffer karena larutan tersebut hanya merupakan larutan basa lemah tanpa asam konjugasi. Tabung C, D dan I tidak bersifat buffer karena tidak memiliki asam atau basa lemah dan asam atau basa konjugasi.

Tabung E dan H bersifat buffer karena memiliki basa lemah dan asam konjugasi, yaitu NH4OH dan NH4+. Kedua tabung ini, memiliki basa lemah dan asam konjugasi yang sama, sehingga tabung E diambil sebagai contoh dalam pembahasan ini. pH awal tabung E adalah 2. Setelah ditambah dengan air, pH larutan tersebut tetap karena tidak ada ion dari larutan tersebut yang bereaksi dengan air. Setelah ditambahkan H2SO4, reaksi yang terjadi adalah

NH4OH + H2SO4 ® NH4+ + SO42- + H2O

Berdasarkan reaksi ini, maka pH larutannya tetap karena tidak ada H+ atau OH- yang terbentuk dalam reaksi tersebut. Setelah ditambahkan dengan KOH, pH larutan menjadi 7. Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam penambahn KOH pada saat praktikum. Seharusnya, pH larutan tersebut tetap dengan persamaan reaksi sebagai berikut

NH4+ + KOH ® NH4OH + K+

Berdasarkan reaksi ini, maka pH larutannya tetap karena tidak memiliki H+ dan OH- yang terbentuk dalam reaksi tersebut.

Tabung F dan G merupakan larutan yang bersifat buffer karena memiliki asam lemah dan basa konjugasi, yaitu CH3COOH dan CH3COO-. Kedua tabung ini, memiliki asam lemah dan basa konjugasi yang sama, sehingga tabung F diambil sebagai contoh dalam pembahasan ini. pH awal tabung F adalah 5. Setelah ditambah dengan air, pH larutan tersebut tetap karena tidak ada ion dari larutan tersebut yang bereaksi dengan air. Setelah ditambahkan H2SO4, reaksi yang terjadi adalah

CH3COO- + H2SO4 ® CH3COOH + SO42-


Berdasarkan reaksi ini, berarti jumlah basa konjugasi (ion CH3COO-) akan berkurang dan asam lemah CH3COOH akan bertambah. Penambahan asam kedalam larutan penyangga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi asam. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar. Setelah ditambahkan KOH, maka pH larutan menjadi 5. Persamaan reaksi yang terjadi adalah

CH3COOH + KOH ® CH3COO- + K+ + H2O

Berdasarkan reaksi tersebut, berarti jumlah asam lemah CH3COOH akan berkurang dan basa konjugasi (ion CH3COO-) akan bertambah. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa larutan yang bersifat buffer adalah larutan yang terdapat pada tabung B, C, D, F, dan I. Artinya larutan tersebut dapat mempertahankan pH-nya.

3.2 Saran

Diharapkan agar sarana dan alat-alat praktikum siswa dilengkapi agar praktikum dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Johari, J. M. C. dkk. 2004. Kimia SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Esis.

Purba, Michael. 2004. KIMIA untuk SMA Kelas XI 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama.


LAMPIRAN

Pertanyaan

1. Dari percobaan tersebut, manakah larutan yang harga pH-nya berubah-ubah dan manakah larutanyang harga pH-nya relatif tetap?

2. Manakah larutan yang memiliki sifat sebagai larutan penahan atau penyangga?

3. Bagaimana komposisi larutan yang dapat menghasilkan larutan penahan atau penyangga?

4. Mengapa pada larutan yang bersifat penyangga tidak mengubah harga pH-nya dengan penambahan air, sedikit asam atau basa?

Jawaban

1. Larutan yang harga pH-nya berubah-ubah

a. CH3COOH 0,1 M

b. HCl 0,1 M + NH3 0,1 M

c. CH3COOH 0,1 M + NaOH 0,1 M

d. NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M

e. KOH 0,1 M + NaCl 0,1 M

Larutan yang harga pH-nya relatif tetap

a. NH3 0,1 M

b. HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M

c. HCl 0,1 M + NaOH 0,1 M

d. H3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M

2. Larutan yang memiliki sifat sebagai larutan penyangga adalah NH3 0,1, HCl 0,1 M + NaCl 0,1 M, HCl 0,1 M + NaOH 0,1 M, dan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M.

3. Komposisi larutan yang dapat menghasilkan larutan penahan atau penyangga adalah larutan yang jika direaksikan menghasilkan asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya.

4. Karena pada larutan yang bersifat penyangga, memiliki komponen asam yang dapat mengatasi kenaikan pH dan komponen basa yang dapat mengatas penurunan pH.


Minggu, 17 Agustus 2008

TuGaS PkN "Perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara-negara lain"


1. Pengaruh Suatu Sistem pemerintahan yang Dianut Suatu Negara terhadap Negara Lain

Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu kegunaan penting system pemerintahan suatu negara adalah menjadi bahan perbandingan bagi negara lain. Jadi, negara-negara lain pun dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan antarsistem pemerintahannya. Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu system pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan perbandingan. Mereka bisa pula mengadopsi system pemerintahan negara lain sebagai system pemerintahan negara yang bersangkutan.
Sistem pemerintahan di dunia berbeda-beda sesuai dengan kondisi sosial-budaya dan politik yang berkembang di negara yang bersangkutan. System pemerintahan presidensial dan parlementer merupakan dua model sistem pemerintahan yang dijadikan acuan oleh banyak negara. Contoh negara yang menggunakan system pemerintahan presidensial antara lain Amerika Serikat, Filipina, Brazil, Mesir, Indonesia, dan Argentina. Sedangkan yang menganut system pemerintahan parlementer antara lain Inggris, India, Jepang, Malaysia, dan Australia.
Meskipun sama-sama menggunakan system presidensial atau parlementer, terdapat variasi yang disesuaikan dengan perkembangan ketatanegaraan negara. Misalnya, Indonesia yang menganut system presidensial tidak akan benar-benar sama dengan pemerintahan Amerika Serikat. Bahkan negara-negara tertentu memakai system campuran antara presidensial dan parlementer. Contohnya, negara Perancis sekarang ini. Negara ini memiliki presiden sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi juga terdapat perdana menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.




Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi system pemerintahan suatu negara dapat diuraikan sebagai berikut:
Faktor Sejarah
Dari perjalanan sejarah dunia, kita dapat mencermati bahwa terdapat beberapa sebab munculnya suatu negara baru. Revolusi, interverensi, dan penaklukan dapat menjadi sebab-sebab timbulnya suatu negara baru.
Berikut contoh proses terbentuknya suatu negara:
1) Cessie (Penyerahan) atau mandat, bahwa negara terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada salah satu negara yang kalah pada saat Perang Dunia I berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Contoh: Negara Kemerun bekas jajahan Jerman menjadi mandat Perancis.
2) Anexatie/ Kolonial (pencaplokan/ penguasaan), bahwa suatu negara terjadi ketika berada di suatu negara yang dikuasai oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contoh: Sejak abad ke-15 Inggris telah melakukan penguasaan wilayah atas Afrika Selatan, Australia, India, Selandia Baru, Kanada, dan sebagainya.
3) Separatise (pemisahan), bahwa suatu negara terjadi ketika ada suatu wilayah negara memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya, kemudian menyatakan kemerdekaannya. Contoh: Pada tahun 1948, Pakistan memisahkan diri dari India dan menyatakan kemerdekaannya.

Terbentuknya negara baik melalui cessie, anexatie, maupun separatise, sudah barang tentu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap system pemerintahannya.

No.
Negara Induk
Negara dalam Hubungan Sejarah
Sistem pemerintahan
1.
Perancis
Kamerun, Chad, Kaledonia, Kamboja, Aljazair, Burundi, dan lain-lain.
Parlementer
2.
Inggris
Kanada, Afrika Selatan, Selandia Baru, Australia, India, dan lain-lain.
Parlementer
3.
Rusia/Uni Soviet
Kuba, Kore Utara, Vietnam, RRC, Ukrania, Bulgaria, dan lain-lain.
Presidensial
4.
Amerika Serikat
Filipina, Irak, Afganistan, dan lain-lain.
Presidensial
5.
Spanyol
Argentina, Bolivia, Chili, Ekuador, dan lain-lain.
Presidensial
Beberapa contoh negara yang pernah melalui masa-masa pembentukan tersebut di atas, antara lain:


Faktor Ideologi
Dalam pandangan alam pemikiran Hegel, ideology bukanlah suatu yang berdiri sendiri lepas dari kenyataan hidup masyarakat. Ideologi adalah produk kebudayaan suatu masyarakat dan dalam arti tertentu merupakan manifestasi kenyataan sosial juga. Sebagai produk kebudayaan, ideology merupakan suat pilihan yang jelas dalam membawa komitmen untuk mewujudkannya. Salah satu fungsi ideology adalah sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan dan mencapai tujuan.
Berdasarkan pandangan para ahli , pengaruh system pemerintahan suatu negara dengan negara-negara lain sangat dimungkinkan dalam hubungan ideologis baik secara sukarela maupun dengan keterpaksaan. Sejarah perkembangan ideology suatu negara dan pengaruhnya terhadap system pemerintahan di negara lain adalah sebagai berikut:
1) Fasisme
Berdasar dari kata fascio yang berarti kelompok. Kelompok ini menamakan dirinya Fascio de Combattimento artinya Barisan-barisan Tempur. Tujuan negara dalam system pemerintahan fasis adalah mempersatukan seluruh bangsa di dunia menjadi satu tenaga atau kekuatan bersama. Contoh negara fasis adalah Jerman semasa Adolf Hitler.
2) Individualisme/ liberalisme
Dalam arti luas individualisme/ liberalisme dapat dikatakan sebagai perjuangan menuju kebebasan. Tujuan negara dalam system pemerintahan ini adalah menjalankan keamanan dan ketertiban individu serta menjamin kehidupan seluas-luasnya dalam memperjuangkan hidupnya atau sebagai “penjaga malam”. Dalam bidang politik, liberalisme melahirkan demokrasi dengan system parlementer atau presidensial. Contoh negara yang menjalankannya adalah Amerika Serikat dan sebagian besar negara-negara Eropa.

3) Komunisme
Berdasarkan ajaran Histories Materialisme,aliran partai komunis menegaskan bahwa sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kelas melawan kelas. Sejarah yang terakhir adalah perjuangan kelas antara kaum borjuis melawan kelas proletariat (kaum melarat) yang dimenangkan oleh kelas proletariat. Diterapkan oleh negara-negara Eropa Timur, terutama Uni Soviet.

Faktor ideology yang diyakini suatu negara seperti fasisme, individualisme, dan sosialisme/ komunisme, tentu saja akan berpengaruh dalam penerapan system pemerintahannya. Pasca Perang Dunia II, fasisme hancur dan muncul perseteruan ideology besar untuk saling memperebutkan pengaruhnya. Ideology liberal di bawah pimpinan Amerika (sekutu) dengan anggotanya mayoritas Eropa Barat dan bekas koloninya. Sedangkan komunis di bawah pimpinan Uni Soviet (Rusia) dengan anggotanya mayoritas Eropa Timur dan beberapa negara di Asia.
Di negara-negara yang berideologi liberal, pada umumnya diterapkan system pemerintahan demikrasi konstitusional dengan system presidensial maupun parlementer dan lebih dari satu partai politik. Negara-negara yang berideologi komunis, pada umumnya menerapkan system pemerintahan demokrasi rakyat dengan system presidensial yang hanya terdiri dari satu partai politik (partai tunggal komunis).

2. Perbandingan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia dengan Negara Lain
Sistem pemerintahan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 adalah system pemerintahan presidensial kabinet.dengan system pemerintahan tersebut , baik para penyelanggara negara maupun rakyat dan bangsa Indonesia telah merasa sesuai. Sejalan dengan perkembangan dan dinamika politik masyarakat, penyelenggaraan negara dengan system presidensial kabinet telah mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga sekarang ini.





3. Sikap Warga Negara Terhadap Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Republik Indonesia

Warga negara pada hakikatnya merupakan bagian dari system ketatanegaraan. Efektivitas penyelenggaraan negara sangat ditentukan oleh partisipasi warga negaranya. Demikian pula halnya dengan sistem ketatanegaran yang belangsung, dibutuhkan partisipasi, peran serta aktif dari warga negara dalam hal membantu efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan negara, khususnya dalam mendukung setiap kebijakan pemerintah yang akan berdampak pada kemakmuaran dan kesejahteraan rakyat.
System pemerintahan yang berjalan saat ini adalah system pemerintah presidensial berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat.Sistem pemerintahan baru ini mulai berlaku pada tahun 2004. Pelaksanaan pemerintahan dimulai dengan penyelenggaraan pemilu.
Setelah terbentuknya bada eksekutif dan legislative, badan-badan tersebut akan melaksanakan tugas, kewenangan , dan fungsinya masing-masing sesuai dengan UUD 1945. presiden sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet yang menjalankan pemerintahan sehari-hari. Masa jabatan lembaga-lembaga negara adalah 5 tahun dan sesudah itu dimulai kembali pemerintahan yang baru.
System pemerintahan baru menurut UUD 1945 hasil amandemen ini pada dasarnya bertujuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan dari system pemerintahan yang lama. System baru ini tetap menggunakan system presidensial tetapi telah diadakan perubahan dan pembaruan agar kesalahan dalam pelaksanaan system pemerintahan yang lalu tidak terulang lagi.
Untuk mewujudkan system pemerintahan demokratis perlu didasarkan pada UUD 1945 yang demokratis pula. Dengan demikian, amandemen terhadap UUD 1945 yang telah dilakukan bangsa Indonesia merupakan langkah yang sangat penting bagi keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia.
Dengan demikian hal-hal yang harus dilakukan warga negara sebagai sikap peduli terhadap penyelenggaraan negara adalah:
a. Mendukung setiap kebijakan pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
b. Berpartisipasi aktif dalam proses demokratisasi yang dijalankan pemerintah.
c. Memberikan kritik, saran, dan masukkan yang bersifat konstruktif terhadap kebijakan pemerintah yang kurang berorientasi pada rakyat banyak.
d. Melakukan kontrol sosial terhadap setiap kebijakan dan program pemerintah yang berorientasi pada pembangunan nasional.
e. Berupaya sekuat tenaga untuk menjadi warga negara yang baik, dengan jalan memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri dan profesionalisme sehingga mampu menjadi agen of changes.